Purwokerto buat 'menepi': Panduan solo traveling perempuan, cari ojek aman hingga wisata wajib coba
  1. Home
  2. »
  3. Jalan-Jalan
7 Agustus 2025 05:00

Purwokerto buat "menepi": Panduan solo traveling perempuan, cari ojek aman hingga wisata wajib coba

Menepi dari hiruk-pikuk kota tanpa harus capek dan ribet. Agustin Wahyuningsih
foto: brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Traveling sendirian, khususnya bagi perempuan, apalagi pemula, tentu banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Bukan sebatas mikirin pesan tiket PP transportasi antarkota, hotel, destinasi wisata yang mau dikunjungi, kuliner apa aja yang mau dicobain, tapi juga gimana mobilitas selama di kota tujuan nantinya. Paling praktis memang sewa motor untuk keliling kota tujuan. Tapi kalau ternyata syaratnya kompleks banget, gimana dong? Belum lagi karena ini kesempatan pertama kali ke kota tujuan, cara yang paling aman gimana, ya? Apalagi bener-bener sendirian, nggak ajak teman. Pengen me time, menepi sendirian.

Belum lama ini, penulis solo travel ke Banyumas, Jawa Tengah, atau orang lebih mengenalnya dengan Purwokerto. Sebenarnya, Purwokerto ini ibu kota atau pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas. Orang-orang umumnya lebih familiar menyebut Purwokerto. Belakangan, Purwokerto juga lagi jadi jujugan wisatawan dari luar kota. Bahkan Pandji Pragiwaksono, seorang pelawak tunggal, aktor, dan penulis pun pernah mengatakan Purwokerto itu seperti Yogyakarta, tapi nggak seramai Yogyakarta.

BACA JUGA :
Kini jadi objek wisata idola, TikToker ungkap sisi gelap wisata hiu paus di Botubarani Gorontalo


“Orang selalu bilang Yogyakarta istimewa, Purwokerto nggak istimewa tapi nyaman,” ujarnya seperti dikutip dari Youtube Channel Tuah Kreasi, Kamis (7/7).

Menara Teratai, ikon kota Purwokerto
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

BACA JUGA :
Dari jauh terlihat seperti lukisan, potret pemandangan di warung sederhana ternyata Danau Toba asli

PR utama penulis saat memikirkan ke Purwokerto adalah transportasi mobilitas selama di sana. Dalam itinerary penulis, sudah mencantumkan tujuan ke penginapan di tengah hutan di Baturraden. Setelah sempat mencari beberapa informasi, termasuk survei random di media sosial Threads, penulis menyimpulkan bahwa kalau ke Baturraden memang lebih enak dan nyaman bawa kendaraan sendiri sehingga mudah dan nyaman PP kota Purwokerto-Baturraden-kota Purwokerto.

Awalnya, penulis sudah berniat menyewa motor. Namun karena pertimbangan syarat dan ketentuan rental motor lepas kunci yang kompleks seperti KTP asli wajib ditahan, identitas pendukung (pilih salah satu) seperti SIM/NPWP/BPJS/dll yang juga wajib ditahan, hingga foto identitas penjamin seperti orang tua, kerabat, saudara kandung, rekan kerja, dll, membuat penulis urung menyewa motor. Belum lagi, penulis belum bisa membayangkan medan jalan dari kota ke Baturraden seperti apa.

Cara Mencari Ojek Terpercaya Saat Solo Traveling

Akhirnya penulis memutuskan mencari kata kunci “ojek Purwokerto” di media sosial. Terdapat beberapa akun yang menawarkan jasa ojek offline untuk antar-jemput atau bahkan keliling Purwokerto. Sebagai perempuan, niat penulis mencari driver ojek sesama perempuan demi rasa aman dan nyaman. Namun saat mengirimkan pesan pada dua akun media sosial driver ojek online di Purwokerto, nggak ada balasan dari akun-akun tersebut. Penulis pun mengubah kriteria cari driver ojek. Laki-laki bukan masalah, tapi gimana nih biar bisa dapat yang terpercaya?

View jalan menuju Baturraden
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Dalam pencarian kata kunci yang sama, penulis menemukan akun yang tampak proper mempromosikan jasa ojeknya. Hal ini terlihat dari penyusunan kata-kata promosi yang disajikan dalam unggahan media sosial, informasi harga, daftar layanan yang ditawarkan, hingga detail singkat profil drivernya.

Dalam waktu H-7, penulis menghubungi driver dengan akun media sosial TikTok @papajekpurwokerto itu untuk membuat janji memakai jasanya kapan dan dalam rangka apa. Semula penulis hanya ingin memanfaatkan layanan antar-jemput kota Purwokerto-Baturraden-kota Purwokerto pada hari pertama dan kedua. Tapi dalam pertengahan perjalanan selama 4 hari 3 malam itu, penulis menambah destinasi wisata. Hal ini pun berpengaruh pada besaran biaya yang dibayarkan nantinya.

Disangka hanya jasa antar-jemput, tapi sang driver dengan nama Sandhy itu memberikan layanan ekstra lebih yang justru membantu penulis selama solo traveling di Purwokerto. Apa saja kelebihan layanan ojek serasa guide wisata ini?

1. Inisiatif Itinerary Selama Traveling

Pada Kamis (31/7) pagi pukul 06.25 menjelang keberangkatan penulis pakai moda transportasi kereta api pukul 07.10, driver sudah menghubungi via chat WhatsApp memastikan memang hari itu perjalanan dilakukan. Dalam pesan singkat itu juga terdapat semacam itinerary singkat berupa dua opsi perjalanan yang ditawarkan. Dan, ini bukan atas permintaan penulis, lho. Alias inisiatif sang driver.

“Selamat Pagi Kak,
Hati-hati dalam perjalanan nnti ya Kak,
Saya doakan perjalanan Kaka lancar hingga smpai ke Purwokerto.🙏

Saya ingin menyampaikan utk route perjalanan kita ya kak.

Jam 10.00 saya standby jemput kaka di stasiun ya kak,

Opsi A :
- Makan Siang
- Keliling Purwokerto
- Massapi
- B*b*c*b*n

Opsi B :
- Massapi
- B*b*c*b*n

Untuk hari ini 31 Juli,
Betul seperti ini ya Kak??”

Demikian isi chat driver kepada penulis. Sebagai pengalaman pertama seumur hidup menyewa jasa ojek saat solo traveling pertama kali ke Purwokerto, cukup takjub dengan inisiatif sang driver. Singkat cerita, penulis memilih Opsi B dengan destinasi sebuah kafe dan penginapan di Baturraden.

Dalam perjalanan dari stasiun Purwokerto sampai Baturraden, driver menawarkan untuk mampir ke minimarket atau toko jajanan guna membawa bekal selama di penginapan.

“Siapa tahu mau buat ngemil di hotel, Kak. Biasanya harga di hotel lebih mahal,” usul Sandhy pada penulis. Akhirnya penulis juga sempat mampir minimarket untuk membeli beberapa camilan.

2. Bantuan Membawakan Barang

Penulis traveling membawa carrier 45 liter, satu back pack, dan satu tas slempang. Usai check in di penginapan tengah hutan di Baturraden, driver memberikan penawaran bantuan membawakan carrier tersebut sampai ke depan kamar, di mana letaknya agak naik beberapa anak tangga.

Saat disinggung tentang layanan yang diberikan ini, Sandhy berkata, “Kalau kita memberikan (layanan) lebih, pasti akan ada berkat lain.”

Selain bantuan membawakan barang, Sandhy juga menawarkan bantuan lain mengingat penulis sempat terpeleset dan luka ringan di lutut.

“Kalau butuh bantuan apa-apa, bisa hubungi saya, Kak,” pesannya saat pamit pulang setelah mengantar penulis ke penginapan.

3. Komunikatif dan Transparan Perihal Harga

Diketahui, Sandhy belum lama membuka jasa ojek ini. Baru berjalan beberapa bulan.

“Itu awalnya yang buat istri saya,” ujarnya yang semula tak tahu-menahu dibuatkan akun khusus media sosial untuk promosi jasanya.

Ternyata sudah beberapa orang yang memakai jasa ojeknya. Pria yang juga bekerja sebagai driver online pesan-antar makanan itu menjelaskan bahwa jasanya bukan hanya pesan-antar makanan online-offline, tapi juga antar-jemput anak sekolah, hingga antar-jemput orang Purwokerto-Purbalingga.

Perihal harga, Sandhy sudah menetapkan harga tiap layanan yang ditawarkan. Informasi ini juga tertera di akun media sosialnya. Saat penulis menanyakan biaya antar-jemput selama traveling di Purwokerto, Sandhy transparan menjelaskan besarannya. Bahkan menurut penjelasannya, itu sudah termasuk mengantar penulis ke stasiun saat pulang.

Sandhy juga begitu komunikatif untuk mengonfirmasi tujuan penulis ke mana saja. Penulis sempat mengubah tujuan yang awalnya dari penginapan di Baturraden langsung ke kota Purwokerto, menjadi ke Hutan Pinus Limpakuwus dan santap soto Sokaraja terlebih dahulu. Dari sini, proses tawar-menawar biaya tambahan terjadi.

Total biaya sewa ojek yang harus penulis keluarkan sekitar Rp150 ribu selama di Purwokerto. Ini di luar biaya makan, tiket masuk tempat wisata, oleh-oleh, dll. Namun, penulis tidak memanfaatkan jasa ojek penuh dalam 4 hari 3 malam. Hanya pada hari pertama, kedua, dan keempat (terakhir) saat menuju ke stasiun untuk pulang. Hari ketiga dimanfaatkan penulis untuk lebih banyak jalan kaki di sekitar Alun-alun Purwokerto dan Menara Teratai yang nggak terlalu jauh lokasinya.

Biaya ojek offline ini terbilang masih masuk akal bagi penulis yang memilih untuk menggunakan jasa antar-jemput ke mana saja selama di Purwokerto. Plus ada kelebihan-kelebihan lain seperti disebutkan di atas yang membuat penulis sebagai solo traveler pemula perempuan merasa aman dan nyaman.

Jikalau dihitung kasar, biaya Rp150 ribu juga nggak jauh berbeda apabila penulis menyewa motor dengan CC paling rendah dan atau tahun pembuatan paling lama seharga Rp90 ribu per 24 jam. Artinya total Rp180 ribu per 48 jam (2 hari). Belum lagi risiko capek berkendara sendirian, bensin, dan data-data penting ditahan di rental motor. Lebih enak diantar ke mana-mana, kan?

Opsi menyewa ojek offline semi guide ini bisa dimanfaatkan solo traveler perempuan, apalagi pemula untuk menikmati masa-masa traveling. Tentu harus survei jauh hari di berbagai platform media sosial untuk kroscek sehingga ketemu jasa ojek apa dan gimana yang sekiranya “klik” di hati dan dirasa aman serta nyaman.

Wisata Purwokerto untuk Solo Traveling Perempuan Pemula

Sebagai pemula yang menyambangi Purwokerto, nggak banyak destinasi wisata yang jadi sasaran penulis. Sejak awal, penulis tahu bahwa wisata Purwokerto nggak “sehingar-bingar” kota lain seperti Yogyakarta, Bandung, Malang, dan sebagainya. Tapi Banyumas atau Purwokerto ini dikenal dengan destinasi curugnya. Memang sih, lokasi curug-curug ini bukan di Purwokerto-nya, tapi di Baturraden. Salah satu curugnya juga ada di penginapan tempat penulis menginap. Namanya Curug Tirta Sela. Sayangnya, karena pertimbangan kekuatan diri, penulis nggak mencoba mengunjungi curug ini.

Sebagai gambaran buat Sobat Brilio yang pengen solo travel ke Purwokerto pertama kali, berikut 5 destinasi dan atau aktivitas yang bisa kamu cobain.

1. Menginap di Tengah Hutan di Baturraden

Pengalaman menginap di tengah hutan di Baturraden
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Sobat Brilio yang pengen menepi sendiri atau quality time bareng teman, pasangan, maupun keluarga, bisa cobain sensasi menginap di tengah hutan. Ada sekitar 20-an kamar atau cabin yang tersebar di spot penginapan yang nggak jauh dari Kebun Raya Baturraden ini.

Dibanderol dengan harga promo sekitar Rp400-an ribu per malam lewat aplikasi penginapan itu sendiri, kamu bakal mendapatkan sensasi magis kabut tengah hutan yang menyelimuti kawasan penginapan sejak jam 5 sore, keheningan yang menambah kekhidmatan menepi saat malam hari, semilir angin dan suara gesekan antardedaunan tanaman maupun daun pohon damar yang telah ditanam sejak tahun 1954, yang memayungi tiap kamar/cabin.

Pagi harinya, kamu bakal disambut suara siulan burung-burung yang saling bersahutan. Kamu bisa me time minum teh/kopi di teras kamar, atau memilih trekking ke curug, atau malah sarapan—hanya jika kamu pesan sekalian dengan sarapannya. Sebagai informasi tambahan, kamu dikenakan tiket masuk wisata Baturraden sebesar Rp20 ribu per orang saat akan menginap di hotel ini.

2. Menghirup Udara Segar di Hutan Pinus Limpakuwus

Solo traveling Purwokerto
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Sebenarnya banyak destinasi wisata alam di sekitar penginapan di tengah hutan ini, seperti curug dan kebun raya. Nah, selain itu juga ada hutan pinus yang jaraknya sekitar 3,6 km dari penginapan. Di destinasi Hutan Pinus Limpakuwus ini, beraneka wahana tersedia, seperti mountain slide, ATV bike, hingga flying fox. Selain itu juga ada penginapan cottage maupun camping. Juga ada aktivitas seperti outbound, fun offroad, outing class, gathering, dll.

Selama di sini, kamu bakal dimanja dengan segarnya udara lembah Gunung Slamet, hijaunya pepohonan pinus, hingga penataan area wisata yang bersih dan rapi. Jika datang pada hari aktif (weekdays), bakal kerasa sepi. Beberapa wahana juga tutup. Lain cerita jika weekend atau Sabtu-Minggu yang cenderung banyak wisatawan, semua wahana dibuka. Untuk masuk ke sini, kamu harus membayar tiket Rp17.500 per orang.

3. Jalan kaki pagi/sore di Alun-alun Purwokerto dan Menara Teratai

Alun-alun dan Menara Teratai
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Kalau mau menghemat budget transportasi, kamu bisa menginap dekat Alun-alun Purwokerto sehingga ke mana-mana bisa jalan kaki. Penulis sempat menginap di hotel yang hanya butuh jalan kaki 5 menit ke Alun-alun Purwokerto. Di sini banyak aneka jajanan yang dijual, termasuk wedang ronde. Selain itu, tinggal menyeberang, kamu sampai ke mall satu-satunya di Purwokerto, yakni RITA SuperMall.

Mau geser 15-17 menit jalan kaki ke Menara Teratai dari hotel maupun Alun-alun Purwokerto? Bisa banget. Penulis sudah cobain sendiri jalan kaki dari hotel ke Menara Teratai. Tantangan buat penulis adalah saat menyeberang jalan yang lebar dan banyak kendaraan, sih. Sedikit ada ketakutan. Tapi karena merasa nyaman pakai sepatu jogging, pede aja setengah berlarian saat menyeberang.

Bukan cuma jalan kaki atau jogging di kawasan Menara Teratai, kamu bisa kulineran jajan kaki lima di sepanjang jalan menujunya. Banyak pedagang yang menggelar jualannya seperti mochi, minuman kopi dan teh, serta lain sebagainya di sisi kanan-kiri jalan dari setelah Jembatan Gerilya Soedirman sampai ke spot Menara Teratai.

4. Menikmati Purwokerto dari Ketinggian 117 meter Menara Teratai.

Menara Teratai Purwokerto
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Sesampainya di kawasan Menara Teratai, jangan cuma mengelilingi menaranya. Cobain masuk ke menaranya, merasakan sensasi keliling lantai demi lantai. Makin menantang dan asyik ketika kamu menikmati kuliner kafe di lantai 5, lantai paling tinggi menara.

Tiket masuknya sebesar Rp25.000. Setelah dapat tiket, tanganmu akan dicap stampel tanda masuk. Tiketmu akan dicek petugas, lalu ketika memulai naik pakai lift, kamu akan ditemani petugas yang juga menjelaskan tentang Menara Teratai.

Di setiap lantai, kamu hanya diperbolehkan berkeliling selama 15 menit. Khusus di lantai 3, ada jembatan kaca. Kalau ingin melewatinya, wajib satu per satu orang dan alas kaki dilepas. Naik ke lantai 5, kamu bisa lebih lama asalkan pesan makanan/minuman di kafenya. Di sini kamu akan bisa melihat pemandangan kota Purwokerto dari ketinggian. Hamparan bangunan serta petak sawah terpampang jelas sejauh mata memandang.

5. Kulineran Hits di Purwokerto

Usai pulang jalan kaki sore dari Menara Teratai, kamu bisa putar balik kembali ke Alun-alun Purwokerto untuk hunting aneka jajanan. Kali ini penulis cari wedang ronde untuk menghangatkan tenggorokan dan mengganjal rasa lapar. Isian wedang ronde Purwokerto terdiri dari mutiara, roti tawar, kolang-kaling, kacang tanah, dll. Semangkuk hangat wedang ronde dibanderol dengan harga Rp10.000.

Lain hari, kamu wajib coba bakso Sami Asih yang banyak direkomendasikan orang di media sosial. Porsinya banyak, dalam satu mangkuk saja ada bakso urat, bakso biasa, tetelan dan jeroan seperti babat, hingga mi. Makanan pendampingnya? Kamu bisa pilih yang enak sesuai seleramu. Ada pangsit, kacang tanah goreng, lanting (makanan ringan Jawa Tengah yang terbuat dari singkong), sampai kerupuk mi Purwokerto. Untuk menyantap satu porsi bakso Sami Asih “Pak Birin”, kamu bisa keluar Rp26.000. Minumannya mulai Rp2.000 untuk air es dan teh tawar. Minuman lainnya seperti es teh hingga es jeruk dihargai Rp3.000 - Rp8.500.

Bakso Soto Sami Asih
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Sebagai informasi, warung bakso yang juga jualan soto ini jadi jujugan wisatawan saat ke Purwokerto. Tempatnya memang luas, banyak meja-kursi tapi ramai pol, lho. Sayangnya, tempatnya agak gerah karena beratapkan seng. Meski ada kipas angin, tapi ada spot yang tetap bikin pelanggan kegerahan. Jadi, kalau di sini, kelar makan, nggak bisa berlama-lama karena situasi gerah dan antrean pengunjung yang mengular sudah menunggu.

Setelah makan bakso, kamu masih bisa jajan es krim legendaris di es Brasil. Lokasinya Jl. Jendral Suprapto No.25, Kauman Lama. Banyak wisatawan yang datang ke sini. Aneka es krim ada di sini. Es yang paling banyak diproduksi adalah es lilin/mambo dan es kotak. Penulis sempat beli satu es lilin dan satu es cone, total dihargai Rp15.000.

Es Brasil
© 2025 brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Nah, kalau mau cari sarapan layaknya warga lokal, bisa nih ke Pasar Manis, nggak jauh dari Alun-alun Purwokerto. Jalan kaki cuma 15 menit. Pasar tradisional ini memiliki penataan kios pedagang yang rapi dan bersih. Di sini kamu bisa menemukan aneka sayuran segar, buah segar, kerupuk, jajanan pasar seperti onde-onde maupun lopis, buntil, hingga warung-warung ramesan dengan beragam masakan dan lauk bakwan maupun mendoan.

Penulis sempat sarapan nasi rames terdiri dari nasi 1/2 porsi, dua jenis sayur, orek tempe, ikan tongkol (meski potongannya kecil), dan satu buah mendoan, cuma keluar duit Rp11.000. Minumnya beli air mineral 600ml seharga Rp4.000. Cuma butuh Rp15.000 bisa makan kenyang di tengah kota Purwokerto, lho.

Itulah destinasi wisata maupun aktivitas yang bisa kamu lakukan saat solo traveling di Purwokerto untuk pertama kali. Nggak banyak effort, nggak capek, serasa kayak warga lokal, dan bisa kulineran enak. Bisa jadi benar kata Pandji Pragiwaksono, Purwokerto itu nyaman.

Tulisan ini adalah pengalaman pribadi penulis. Preferensi setiap orang tentu berbeda. Sobat Brilio bisa eksplor Purwokerto dengan cara yang sama maupun berbeda. Pastikan kamu sudah prepare jauh-jauh hari ya kalau ingin solo traveling agar aman dan nyaman kapan pun, di mana pun.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags