Brilio.net - Sebuah perjalanan 15 tahun akhirnya sampai di ujungnya. Misi luar angkasa yang membawa belasan ribu gambar Hatsune Miku kini resmi berakhir. Kisah wahana antariksa Akatsuki adalah sebuah cerita epik tentang kegagalan, kebangkitan yang luar biasa, dan sedikit sentuhan budaya pop yang di luar pikiran.
Diungkap brilio.net dari laman resminya, Selasa (30/9) semua berawal dari sebuah ide unik menjelang tahun 2010. Badan antariksa Jepang, JAXA, membuka kesempatan bagi publik untuk mengirim pesan ke Venus. Para penggemar idola virtual Hatsune Miku melihat peluang emas. Mereka mengumpulkan sekitar 13.000 ilustrasi dan pesan, yang kemudian diukir di atas pelat-pelat aluminium kecil. Pelat ini ternyata punya fungsi penting, yaitu sebagai pemberat penyeimbang wahana.
BACA JUGA :
Peneliti Australia ungkap material baju selam canggih yang tahan gigitan hiu, berani coba?
foto: X/@chodenzi
Pada 21 Mei 2010, wahana bernama Akatsuki, yang berarti fajar, meluncur dari Tanegashima Space Center. Tujuannya sangat ambisius yaitu mengintai cuaca ganas Venus, mencari petir, bahkan menelusuri tanda-tanda aktivitas vulkanik.
BACA JUGA :
Bisakah Legion Tab 3 jadi tablet gaming idaman kaum mendang-mending? Yuk intip speknya
Munculnya Drama Mesin Rusak
Tapi, drama dimulai lebih cepat dari dugaan. Sebuah mesin yang rusak membuat percobaan pertama untuk masuk orbit Venus gagal total. Akatsuki pun terdampar, sendirian di luar angkasa selama hampir lima tahun. Banyak misi mungkin akan berakhir di titik ini.
JAXA tidak menyerah. Sebuah keputusan nekat diambil. Mereka menggunakan mesin cadangan super kecil yang kekuatannya hanya seperlima dari mesin utama. Ajaibnya, pada Desember 2015, manuver mustahil ini berhasil. Akatsuki akhirnya masuk ke orbit Venus, mencatatkan sejarah sebagai misi planet pertama Jepang yang sukses.
Selama hampir satu dekade, Akatsuki menjadi mata-mata tunggal yang mengawasi planet tetangga itu. Wahana ini mengirimkan penemuan-penemuan aneh, termasuk struktur raksasa berbentuk busur di atmosfer yang ternyata adalah gelombang gravitasi akibat angin kencang menabrak pegunungan. Akatsuki terus memantau pergerakan awan, melacak pola badai, dan mengirim data berharga tentang atmosfer Venus.
Terputusnya Komunikasi
Namun, semua cerita punya akhir. Pada akhir April 2024, komunikasi terputus. Para insinyur mencoba memulihkannya selama lebih dari setahun. Usaha itu tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya, pada September 2025, JAXA secara resmi mengumumkan akhir dari operasi Akatsuki, dengan alasan pemulihan tidak mungkin lagi dilakukan dan wahana sudah jauh melampaui masa pakainya.
Meski Akatsuki sudah senyap, Venus tidak akan sepi. NASA sudah menyiapkan dua misi besar, DAVINCI dan VERITAS, untuk diluncurkan pada awal 2030-an. Badan antariksa Eropa juga punya rencana dengan misi EnVision. Cerita Akatsuki, perpaduan antara kemenangan, patah hati, dan budaya pop, memastikan perjalanan pertama Jepang ke planet lain tidak akan mudah dilupakan.