Brilio.net - Cerita ini berawal dari sebuah video TikTok yang kelihatannya sepele. Seorang perempuan mengirim pesan ke pasangannya sambil menunjukkan foto pria asing di depan rumah. Pria itu berambut abu-abu, berjanggut, dan tanpa alas kaki.
Setelah itu, muncul lagi foto-foto baru yang memperlihatkan sosok tersebut duduk di sofa dan tidur di ranjang. Pasangannya yang menerima pesan langsung panik, sampai-sampai melakukan panggilan video karena yakin rumahnya sedang dimasuki orang tak dikenal.
BACA JUGA :
Kapan aplikasi Sora 2 rilis di Play Store dan bisa didownload di Indonesia? Ini bocoran terbarunya
<amp-tiktok width="300" height="800" data-src="7556252352043420941" ></amp-tiktok>
Ternyata, semua yang terlihat di foto itu hanya hasil buatan AI. Perempuan dalam video itu bernama Rae Spencer, seorang content creator dari St. Augustine, Florida. Ia membuat gambar-gambar tersebut lewat generator berbasis kecerdasan buatan, lalu mengirimkannya ke suami sebagai bagian dari tren baru yang sedang viral di TikTok, yaitu “AI homeless man prank.”
Diungkap brilio.net, Rabu (15/10) dari CNBC, video itu justru meledak dan disukai lebih dari 5 juta pengguna. Tagar #homelessmanprank kini sudah berisi lebih dari 1.200 unggahan, sementara sebagian orang memilih memakai tagar #homelessman dengan konsep serupa. Intinya sama, menipu orang agar percaya ada orang asing di rumah. Ada juga yang sampai membuat tutorial cara membuat gambar palsu seperti itu.
BACA JUGA :
Baru upgrade HP baru? Smartphone lawas jangan dibuang jadikan konsol game retro saja, ini caranya
Tren ini cepat sekali menyebar ke platform lain seperti Snapchat dan Instagram. Tapi seiring makin banyak yang ikut, perhatian pihak berwenang pun mulai tertuju ke sana. Polisi mulai memperingatkan terutama para remaja yang paling sering ikut-ikutan.
Respon Polisi di Berbagai Negara
foto: Facebook:angardasiochana
Polisi di Salem, Massachusetts, jadi salah satu yang paling vokal menanggapi tren ini. Di situs resmi mereka, pihak kepolisian menulis bahwa prank semacam ini tidak hanya tidak lucu, tapi juga bisa berbahaya. Dalam peringatannya disebutkan bahwa aksi seperti ini bisa membuat orang panik, menghabiskan waktu polisi, dan mendehumanisasi tunawisma. Lebih parahnya lagi, petugas yang datang ke lokasi tidak tahu bahwa itu hanya prank, sehingga bisa muncul risiko serius di lapangan.
Hal serupa juga terjadi di Inggris. Dorset Police menerima panggilan dari seorang orang tua yang panik karena percaya rumah anaknya sedang dimasuki seseorang. Polisi pun langsung menurunkan tim, sebelum akhirnya menyadari bahwa semuanya hanyalah hasil buatan AI. Kasus itu bahkan dilaporkan oleh BBC. Di Irlandia, kepolisian nasional An Garda Síochána juga ikut memberi peringatan lewat akun Facebook dan X. Mereka membagikan dua gambar yang ternyata dibuat dengan alat generatif AI, agar masyarakat tidak mudah tertipu.
Kemampuan AI seperti ini memang luar biasa, tapi juga bisa bikin resah. Saat OpenAI merilis Sora 2, seorang pegawainya membuat video realistis yang memperlihatkan CEO Sam Altman sedang mencuri di Target, hanya untuk menunjukkan seberapa canggih teknologi itu. Video itu sempat memicu kekhawatiran soal bagaimana AI bisa dipakai untuk manipulasi yang lebih besar di masa depan.
Sebagian generator AI sebenarnya sudah menyertakan watermark sebagai tanda, tapi tanda itu mudah sekali dihapus. Belum ada kejelasan model AI apa yang dipakai dalam video-video prank seperti ini. Yang pasti, satu lelucon digital bisa berkembang jadi hal yang serius, bahkan sampai membuat polisi di berbagai negara harus turun tangan.